Angin dan Waktu



Angin dan Waktu 

ku naiki lantai 3 di kosan ku yang tidak beratap itu. kunikmati pemandangan atap rumah-rumah orang di sekitar. terlihat gunung, awan dan pepohonan. sesekali angin datang menyapa, membuat ku merasa di temani. Ku hirup bau sore hari yang khas yang di bawa oleh angin. seketika aku teringat suatu sore ketika berada di ketinggian. waktu itu ku ingin melihat sunset dari ketinggian gunung Prau. ketika ku melangkahkan kaki keluar tenda, angin kencang yang dingin menyapaku. membuat ku menggigil hingga ku putuskan kembali ke dalam tenda.

setelah beberapa saat teman ku mengajak lagi untuk keluar. kali ini angin tidak begitu kencang namun tetap saja dingin. aku dan teman- teman yang masih belum ku kenal namanya satu persatu itu mulai berangkat kepuncak untuk melihat sunset. kami menikmati perjalanan dengan bahagia. aku hanya mendengar angin sore yang kencang dan semakin lama semakin dingin. namun aku menikmatinya. melihat teman - temanku gembira dan tersenyum membuatku merasa bahagia kala itu. walaupun kehadiran sunset sangat singkat akibat tertutup awan. kurasa asal menikmati bersama seseorang itu sudah luar biasa menawan. 

angin kencang menerpa wajahku yang melamun. seketika aku tersadar dari ingatan waktu lalu. aku tersenyum ingatan itu masih sangat jelas di fikiranku. seolah ketika aku membayangkannya aku bisa melihatnya di depan mataku. terutama dia yang waktu itu memberi makna angin bagi ku. sehingga setiap ada angin yang menyapa seolah waktu masa itu terputar kembali di ingatan ku.

adzan mahgrib menghentikan ku tersenyum. kulihat di depanku sunset sudah mulai hilang, mega dilangit pun sudah mulai pudar. hawa dingin yang di bawa angin juga makin menerjang. ku putuskan meninggalkan nya. melangkah menuruni tangga ke lantai dua menuju kamarku. sambil berharap kita akan bertemu lagi.

Komentar